Skip to content

Festival Kuda Lumping: Lestarikan Budaya Lokal, Geliatkan UMKM

Share :

Festival kuda lumping yang saya gagas bukanlah hanya sekedar gagah-gagahan menjelang pemilu ataupun pilkada. Namun didalamnya memiliki nilai spirit kebudayaan dan ekonomi kerakyatan.

Mungkin tidak banyak menyadari ketika Paguyuban Seni Kuda Lumping Rukun Santoso Turonggo Satu Budi tampil di Desa Banyu Urip Kec. Tanjung Lago, Banyuasin, Sumatera Selatan, ratusan orang menikmati seolah ada alternatif hiburan ditengah derasnya modernisasi.

“Lebih dari itu, ekonomi rakyat juga bergeliat dengan munculnya UMKM yang memanfaatkan momen festival untuk meraih rezeki. Jika ini dilakukan dengan masif tidak hanya budaya lokal yang lestari ekonomi rakyat juga bisa tumbuh”.

Jika melihat data, Banyuasin memiliki 288 desa dana 16 kelurahan. Saya berfikir jika berbagai budaya lokal ini bisa ditampilkan di setiap desa 1 kali saja setiap tahunnya dengan perputaran UMKM rakyat sebanyak Rp 15 Juta, maka akan ada sekitar Rp 4,5 Milliar rupiah yang beredar dengan adanya event seperti kuda lumping ini di Kabupaten Banyuasin.

“Jika ini bisa menjadi hiburan untuk masyarakat sekaligus menumbuhkan geliat UMKM rakyat”.

Kemudian yang terpenting kegiatan ini bisa melestarikan budaya lokal Jawa di Banyuasin ditengah modernisasi.

“Budaya kuda lumping jangan sampai hilang bahkan kedepan kita punya mimpi ada pertunjukkan pagelaran budaya lokal lebih besar dan secara kolaboratif misalkan dengan festival musik”.

Sebagai seorang politisi dari Partai Gerindra, festival kuda lumping ini juga punya efek ganda yakni memperkenalkan Partai Gerindra sekaligus memperjuangkan kemenangan pak Prabowo jadi Presiden RI mendatang.

“Sebaik-baiknya politisi jika bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara”.

Categories :

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Call Center